Thursday, December 24, 2009

ibu itu...

Perbincangan itu terlahir ketika mentari tengah naik ke ubun-ubun kepala. Di teras belakang itu, aku melihat dia tengah menadah mangkuk plastik kecil dengan tangan gemetar. Aku mendekat dan belajar menjadi pendengar setia kisah ibu itu...
Ibu itu sebenarnya belum terlalu tua. Usianya sekitar 54 tahun. Namun, sejak serangan stroke 19 tahun silam melumpuhkan sepasang kaki dan kedua lengannya, ibu itu seakan memasuki masa senja. Ia pun sudah tak lagi mampu bekerja. Dan satu-satunya penampungan yang bersedia menerimanya ialah panti jompo. Ia pun kini tinggal di Panti Wreda Darma Bakti Laweyan Solo bersama-sama simbok-simbok dan puluhan manula lainnya dari berbagai daerah. “Di sini, ia baru beberapa pekan. Ia pindahan dari panti asuhan Sragen,” kata salah satu petugas panti jompo, Susilowati.
Ibu itu namanya Sri Mulyani. 21 tahun silam, ibu kelahiran asli Bumi Sukowati Sragen itu dikaruniai dua putra dari hasil pernikahannya dengan suami tercintanya. Namun, kecelakaan yang menimpa suaminya pada awal kali membangun rumah tangga, telah membalik segalanya. Suami Sri Mulyani pergi ke alam keabadian untuk selama-lamanya. “Saat itu, dua anak saya masih kecil-kecil. Saya tak tahu harus bekerja apa,” kenangnya. Hidup memang terkadang penuh teka-teki. Ibu itu semula bercita-cita ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Sayang, nasib tak berpihak kepadanya. Dan mimpi ibu itu pun kandas. Sejak itulah, beban hidupnya kian terasa berat. Ibu itu harus menghidupi kedua anaknya yang masih kecil-kecil. Saudara kandung satu-satunya telah merantau ke tanah seberang Sumatera. Praktis, ia kini hanya seorang diri sebagai tulang punggung keluarga. Untuk membeli susu dan aneka kebutuhan buah hatinya, ia terpaksa bekerja sebagai penyulam tikar. Penghasilannya kala itu hanya bisa untuk makan sehari-hari ala kadarnya. Urusan sekolah, kesehatan, rekreasi, dan hiburan lainnya, sudah tak lagi terbesit di benaknya. “Bisa buat makan sehari-hari saja sudah lumayan itu,” jelasnya.
Dua tahun sebagai penyulam, rupanya tak ada yang berubah pada diri Sri Mulyani. Malah, kabar duka seakan tak kunjung reda. Sri Mulyani dinyatakan mengidap penyakit stroke kronis. Hari demi hari mulai terlihat suram. Kedua kaki dan lengannya mulai terasa melemah sebelum akhirnya benar-benar lumpuh tak berdaya. Ia pun tak lagi bisa meneruskan profesinya bekerja sebagai penyulam. Untuk membiayai hidup sehari-hari dan biaya berobat, sebidang tanah dan rumah warisan suami satu-satunya telah ia jual habis. Ia dan kedua anaknya yang masih kecil-kecil itu pun hanya memiliki rumah beratap langit dan berdinding angin malam. Namun, penyakit yang menggerogotinya tak kunjung pergi. “Anak saya yang pertama akhirnya saya titipkan di panti asuhan. Dan anak kedua saya titipkan pamannya di Sumatera,” kisahnya.
Peristiwa pilu itu telah berlalu hampir 20 tahun silam. Sri Mulyani sendiri tak tahu lagi kabar anaknya yang dititipkan di Sumatera bersama pamannya. Begitu pula kabar putera sulungnya yang ia titipkan di Panti Asuhan sejak kecil itu. “Kabar yang saya dengar, setelah lulus SMK ia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Namun, apakah sudah dapat atau belum, saya tak tahu,” katanya.
Kini, jika malam menjelang ibu itu selalu terbayang wajah anak-anaknya. Sudah sekian lama ia menanggung beban kerinduan mendalam. Tiap usai sembahyang, ibu itu selalu menyelipkan sebait doa di bibirnya. Sebuah doa yang sanggup membuatnya bertahan dalam penderitaan dan kerinduan. “Semoga anak-anak saya menjadi orang berhasil. Saya sudah ingin bertemu dan tinggal bersama anak-anak saya…,” doanya kala itu. Perlahan, air mata ibu itu menggenang di sudut kedua bola matanya. Entahlah, apa lagi harapan yang masih tersisa bagi ibu itu selain bisa mendekap kembali kedua anaknya yang terlahir dari rahimnya sendiri…

Solo, Kamis 24 Desember 2009. 06.00 WIB
Aries Susanto, wartawan SOLOPOS bertugas di kota Solo

Read More

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates