Tuesday, February 5, 2008

penghormatan terakhir buatmu...



Syahdu sekali anak-anak kecil itu menyanyikan lagu Gugur Bunga. Suranya yang parau, seperti memahami betul bendera setengah tiang yang berdiri di sana.
Suara mereka sesekali tenggelam oleh sirine mobil yang terdengar bersahut-sahutan. Seiring dengan itu, orang-orang yang berkerumun di kawasan Jurug pun maju ke badan jalan, ingin menyaksikan lebih dekat lagi jenazah mantan pemimpinnya yang telah pulang ke negeri keabadian. Selamanya...”Ini kesempatan terakhir saya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Pak Harto. Beliau adalah presiden yang tak ada duanya,” ujar Mbah Citro, 73, salah satu warga Badran, Pucangsawit, Jebres saat ditanya Espos, Senin (28/1).Pagi itu, Mbah Citro berjalan kaki dari rumahnya ke kawasan Jurug hanya ingin menyaksikan jenazah tokoh yang dicintainya itu. Kabar meninggalnya Pak Harto bukan saja telah membuat hati Mbah Citro bersedih hati, namun juga merasa kehilangan kepala negara yang tiada taranya itu. Bagi Mbah Citro, sosok Soeharto memang merupakan figur yang amat dekat dengan orang-orang kecil seperti dirinya. ”Pak Harto niku orangnya sae. Dekat dengan wong cilik. Tapi sekarang, orang-orang cilik nyari makin susah. Apa-apa jadi mahal semua,” sekali lagi Mbah Citro mengungkapkan kekagumannya kepada Pak Harto dengan polosnya.Mbah Citro bukanlah seorang diri yang sangat mengagumi Pak Harto. Salah seorang dari Duren Sawit, Jakarta Timur, Widji Sutanto, 50, malah rela bersepeda angin dari rumahnya ke Karanganyar. Entah bagaimana ceritanya sampai tiba di Solo, yang jelas pagi itu kehadiran Widji di Kawasan Jurug cukup menyedot perhatian publik. Soalnya, dandanannya yang unik, dengan mengenakan sarung, berpeci, berbaju koko, bersandal jepit, serta bersepeda angin dia mendeklarasikan diri ingin ke Astana Giribangun untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpinnya itu. Demikian pula yang dikatakan Mujiono. Pensiunan salah satu pabrik tekstil di Solo tersebut juga mengaku sedih mendengar berita meninggalnya Pak Harto. ”Saya jadi berharap semoga ke depan ada Pak Harto-Pak Harto yang lain.” - Aries Susanto,



1 comment:

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates