Saturday, February 2, 2008

suara terompet dalam kesunyian...

Suasana riuh ribuan warga Kota Solo yang berkumpul di sepanjang Jl Slamet Riyadi, Senin (31/12) malam, seakan lenyap tak berbekas ketika berada di lokasi pengungsian korban banjir. Cobalah tengok di sebuah Kampung Beton, Kelurahan Sewu. Di sana menjelang pergantian tahun 2007 ke 2008 seperti kawasan mati tak berpenghuni. Bahkan menjelang dini hari, malam masih berselimut gelap, tanpa lampu berpijar. Hanya nyala lilin kecil dan temaram lampu teplok yang menghiasi tenda-tenda pengungsian di tanggul. Warga Sewu pun hingga Selasa (1/1), terpaksa menghabiskan malam di pengungsian, lantaran air kembali merendam rumah-rumah mereka saat hujan deras mengguyur Solo sejak Minggu (30/12). Di Kampung itu tak ada bunyi terompet melengking seperti di kawasan Gladak Solo. Di sana juga tak ada ingar bingar arak-arakan sepeda motor dengan suara knalpot yang memekakkan telinga. Pendek kata, Kampung Beton itu seolah-olah benar-benar tersisih dari kebisingan kota.
Di di tanggul-tanggul Kampung Beton, puluhan warga, tua-muda, lelaki-perempuan, anak Balita-kaum Lansia, menikmati malam hanya dengan beralaskan tikar, berselimut kain tipis dan berlindung di bawah terpal dari gerimis hujan yang terus menerus mendera sepanjang malam. Mereka tak menghiraukan lagi dingin. Mereka menghabiskan malam sepanjang pergantian tahun itu di tenda pengungsian, bersama hewan ternak dan aneka perkakas rumah tangga.
”Kami sudah sangat lelah. Sejak banjir merendam rumah kami. Beginilah kondisi kami,” ujar Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Sewu, Mulyono, saat mendampingi Espos ke Posko pengungsian di tanggul.
Seakan melepas kepiluan para korban banjir, sejumlah relawan mengusir sepi dengan memetik gitar dan bernyanyi.
Warga Kelurahan Sewu adalah sebagian kecil dari ribuan warga Solo yang terpaksa menikmati malam pergantian tahun baru di pengungsian.
Sama halnya warga Sangkrah. Menikmati malam tahun baru, mereka hanya merasakan kegetiran. Di kasur tipis yang ditutup dengan sarung serta plastik, warga terpaksa menginap kembali di pengungsian di tanggul. Ada yang menghabiskan malam sambil ngobrol. Ada pula yang memilih tidur berbungkus selimut untuk mengurangi rasa dingin menggigil.
Stres
Malam terus merangkak saat sejumlah anak Balita tiba-tiba menangis karena tubuh mereka digigit nyamuk. Sang ibu dengan seorang nenek yang menjaga di sampingnya segera berebut mendekap anak tersebut kemudian membalik bantal si anak dan memintanya tidur kembali.
Sementara di sudut lain terdengar teriakan sejumlah wanita serta anak-anak sibuk mengusir pria berusia setengah baya yang terus-menerus mengomel. Mul begitu pria itu dipanggil warga, mengalami stres berat akibat banjir. Mul tidak ingat lagi siapa keluarganya, isteri, serta siapa saja temannya.
Seperti malam itu Mul hanya mondar-mandir sambil berbicara menyesali nasib dengan dirinya sendiri.
”Tahun baru tetap saja tahun baru. Yang penting kami bisa selamat,” jelas Ketua RT 05/RW XIII, Tukino kepada Espos di sela-sela aktivitasnya membagikan obat masuk angin kepada warga.
Warga lain, Waginem mengaku sedih harus merayakan tahun baru di pengungsian. ”Kalau nasi bungkus melimpah. Yang kami perlukan sebenarnya hanya uang karena kami tidak bisa berbuat apa-apa tanpa itu. Harusnya di hari-hari seperti ini kami bisa bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup,” tandasnya. Hampir sepekan tinggal di pengungsian, Waginem mengaku, membuatnya serasa lumpuh lantaran tidak bisa melakukan pekerjaan apapun.
Hal senada juga dilontarkan Wartini. ”Ini malam kelabu. Harapan saya supaya kami bisa hidup damai dan tenang,” ujarnya.
Bagi mereka yang menghabiskan malam di pengungsian keselamatan nyawa dan harta benda lebih berharga ketimbang sekadar meniup terompet merayakan pergantian tahun. Di tahun 2008 ini tak ada lagi banjir. Itulah harapan mereka.-Aries Susanto


1 comment:

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates