Saturday, February 2, 2008

Kahfita...


Nama bocah itu, Kahfita Nugraheni. Sebuah nama yang dipungut dari salah satu surat dalam Alquran, Al-Kahfi. Kata Nyomik Wasiati, ibu Kahfita, dengan nama itu dirinya berharap Kahfita bisa memiliki jiwa yang tangguh, setangguh Ashabul Kahfi dalam kisah Alquran itu. ”Dan Alhmadulillah, sejak kecil dia nggak pernah sakit. Padahal, setiap hari dia selalu ikut saya membersihkan makam Purwoloyo ini, meski hujan-hujan,” kisahnya.
Hari Rabu (12/12) siang itu, bocah yang belum mengenyam bangku TK itu sedang bermain riang. Dia tidak bermain di sekitar pekarangan rumahnya bersama teman-teman sebayanya. Melainkan, di sebuah permakaman bersama ratusan kijing.
Ya, di makam Purwoloyo Pucangsawit Jebres itulah, Kahfita menghabiskan masa-masa bermainnya bersama ibunya sebagai pembersih makam.
”Sejak berusia 20 hari setelah kelahirannya, Kahfita selalu ikut saya ke makam ini,” tambahnya.
Penghasilan wanita berputera tiga ini, berasal dari membersihkan sejumlah makam terluas se-Kecamatan Jebres itu memang tak seberapa. Begitu juga suaminya, Supardi, yang hanya berprofesi sebagai pekerja serabutan, pendapatannya pun berkala. Kala ada, kala tak ada. Namun, cita-cita Nyomik untuk membesarkan ketiga puteranya itu pantang surut.
”Uang pemberian dari ahli waris ini saya kumpulkan sedikit demi sedikit. Ada yang ngasih Rp 2.000, ada juga yang bermurah hati dengan ngasih Rp 5.000. Semuanya saya terima dengan ikhlas. Ini kan bukan pekerjaan hina dan tercela. Jadi saya tak perlu malu,” terangnya.
Keterjepitan ekonomi memang sudah mendera Nyomik sejak dirinya masih kecil. Bahkan, ketika dia menikah dan dikarunia putera pun kondisi ekonomi Nyomik tak berubah. Dia tetap sebagai tukang pembersih makam.
Meski demikian, ada secercah harapan yang membuat Nyomik sanggup bersabar dengan nasibnya itu. Harapan itu adalah putera-puteranya yang sekarang tengah mengejar matahari.
Rizky Fauziyah salah satunya. Siswi kelas VI SD Wonosaren II ini tak pernah absen meraih rangking tiga besar di sekolahnya sejak kelas 1 SD. Bahkan, Kepala SD Wonosaren 2, Teguh mengaku sangat berutang budi kepada siswi itu.
”Sekolah ini terangkat citranya karena kepandaian Fauziyah. Pintar dalang, dan pintar segalanya. Piala-piala di sekolah ini juga dia sebagai penyumbang terbanyak,” ujarnya kepada Esposbeberapa waktu lalu.
Menyaksikan puteranya yang berprestasi itu, Nyomik mengaku dianugerahi kenikmatan yang tiada tara. Sambil menyeka air matanya yang tiba-tiba meleleh di pipi, Nyomik pun berdoa, ”Biarlah saya saja yang menjadi pembersih makam ini. Anak-anak saya biar menggapai cita-citanya setinggi langit.” - Aries Susanto


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates