Thursday, March 13, 2008

sudirman...

Harapan adalah secercah cahaya yang menerangi dan memeriahkan jalan manusia. Sepenggal nasihat inilah yang membuat pria satu ini tetap menggantungkan harapannya di langit Mojosongo.
Sebuah kampung seniman yang penuh dengan atraksi budaya dan kaya kearifan lokal, rupanya telah lama bergayut dalam alam khayalnya. Dan kini, impian itu bukan khayalan lagi. Namun telah dekat sekali di pelupuk mata. ”Alhamdulillah komitmen para seniman Mojosongo benar-benar bulat, yakni menjadikan Mojosongo menjadi kampung seniman,” ujarnya sambil sesekali menghisap sebatang rokoknya dalam-dalam.Pria itu memiliki nama Sudirman Aditomo. Jabatannya sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di kelurahan yang memiliki 35 RW itu, telah memaksa dirinya melakukan gebrakan segar soal pariwisata. ”Maksud saya dulu, para seniman yang ada di Mojosongo bisa digandeng Pokdarwis untuk maju bareng-bareng,” tukasnya dengan lancar.Gaya bicara orang yang satu ini memang cas-cis-cus tanpa kendala sama sekali, meski usianya telah senja sesenja rambutnya yang memulai memudar. Kadang dia bercerita tentang obsesi Pokdarwis ke depan. Sesekali menganalisa persoalan kelurahan, Kota Solo, atau bangsa ini dari kacamata pribadinya. Jika kebetulan membaca artikel atau tajuk rencana koran yang selaras dengan kondisi saat ini, dia tak segan-segan mengacungi jempol. ”Pas sekali tajuk ini. Memang Musrenbangkel itu harus dikaji ulang,” komentarnya saat itu.Widodo, salah satu Sekretaris Pokdarwis Mojosongo pun mengakui pemikiran Sudirman ini. ”Wah, kalau bicara sama dia itu kadang saya sampai nggak nyambung,” ujar Widodo. Saat ditemui Espos di kediamannya beberapa waktu lalu, Sudirman masih mengenakan baju batik berwarna merah senja dan berbalut sarung. Kesan rileks sangat terasa saat berbincang-bincang dengannya. Dia tak segan-segan membuka kembali arsip-arsip masa lalunya kepada Espos. Maklum saja, Sudirman menjabat sebagai Ketua Pokdarwis memang telah berulang kali. ”Bahkan, sebelum Pokdarwis dibentuk pun, saya telah lama berkecimpung di bidang ini,” terangnya. Tak heran, ketika lembaga ini didirikan, dia dipercayai sebagai nahkodanya. Dia dinilai bisa jlentrehkan sekian gagasan ke depan soal kesenian budaya. ”Mojosongo itu kaya seniman. Mulai dari menjamurnya padepokan, pengrajin sangkar burung, situs-situs sejarah, serta keanekaragaman budaya lainnya. Saatnya, ruh kesenian kembali ke kampung. Bukan saja di Keraton dan Mangkunegaran,” paparnya. Aries susanto, wartawan solopos.


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates