Friday, March 14, 2008

jerit bayi di siang hari



Siang hari, saat mentari masih di atas ubun-ubun, tiba-tiba jerit tangis bayi terdengar keras. Suara itu keluar dari salah satu rumah sederhana milik Sarto, 40, warga Badran, Kepyar, Purwantoro.
Jerit tangis bayi itu seketika membawa kabar gembira bagi keluarga Sarto. ”Di rumah adik saya inilah, cucu saya terlahir dengan sehat wal afiat. Tepat pukul 14.00 WIB, hari Minggu Legi,” ujar kakak Sarto, Sakiman, 50, dengan wajah berbinar.Minggu (9/3) siang itu, memang hari yang sangat mendebarkan bagi keluarga Sakiman. Puteri ketiganya, Giyanti, 22, saat itu tengah mengandung bayi sembilan bulan. ”Saya langsung memanggil Bu Bidan ke sini. Soalnya, sejak pagi itu anak saya ini berkali-kali ke kamar kecil terus. Saya menduga pasti mau melahirkan,” terang Ibu Giyanti, Kiyem, kepada Espos, Selasa (11/3).Pertaruhan antara hidup dan mati itu akhirnya berakhir gembira. Si jabang bayi itu akhirnya terlahir ke dunia dengan sehat bugar tak seperti yang dicemaskannya selama ini. ”Soalnya, kata Bu Bidan, kondisi janin di perut saya ini lemas setelah kejadian tanah ambles beberapa hari lalu itu. Saya sempat khawatir,” sambung Giyanti sambil bersandar pada dipan kasur.Kejadian tanah ambles beberapa hari lalu di dusun terpencil itu membuat keluarga Sakiman bermuram durja. Bukan saja rumahnya yang rata dengan tanah, namun kondisi janin anaknya juga sempat mencemaskan lantaran mengalami syok berat. ”Beruntung, ternyata cucu kami lahir dengan selamat tanpa cacat fisik apa pun,” ungkap Sakiman penuh syukur.Kini, kelahiran bayi seberat 2,5 kg itu seperti menyapu awan kemuraman pada keluarga Sakiman. Dan selama sepekan ke depan, para tetangga dan handai tolan selalu njagong di rumah adik Sakiman untuk merayakan kelahiran bayi laki-laki itu. Maklum saja, rumah Sakiman kini hanya menyisakan puing-puing. ”Selama menanti relokasi, kami sekeluarga tinggal di rumah adik saya ini. Untuk selametan selama sepekan ke depan juga di sini,” paparnya.Saking bahagiannya, Giyanti malah belum berani memberi nama anaknya yang lahir pertama itu. ”Masih menanti persetujuan suami dulu. Sekarang masih kerja di Jakarta,” ujar Giyanti. Dalam waktu dekat ini, sang ayah bayi itu akan dibikin terkejut bahagia.

kini, keluarga Sakiman bertambah satu jiwa lagi. Seorang putera yang didamba bakal menjadi insan bermartabat bagi nusa bangsa ini.- Aries Susanto, wartawan solopos.


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates