Saturday, April 11, 2015

Islam Pribumi, Islam Desa, Islamku

Sebagai orang desa, aku cukup bangga berislam dengan tradisi keislaman orang desa yang sahaja dan apa adanya itu. Itulah islam yang menurutku membumi, mendarah daging, dan tak kehilangan ruangnya.

Biarlah aku berislam dengan kejawaanku, tanpa harus kearab-araban. Bagiku, Tuhan seperti matahari. Meski diseru dengan berbagai nama, namun sejatinya tetap satu dan diterima di banyak ruang. Itulah kenyataan bahwa Tuhan berkomunikasi dengan bahasa budaya yang dipahami hamba-Nya. 


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates