Tuesday, April 1, 2008



0104m60b

Ee..lha dalah. Aku yoblos sing ndi iki.

Aries Susanto

Ada obrolan ringan yang mengalir lancar di kedai Pasar Wonogiri, Selasa (1/4) pagi itu. Temanya sungguh hangat dan benar-benar beda dibanding hari-hari biasa-biasanya. "Kamu nanti nyoblos siapa, Yu," tanya salah satu pedagang usai melahap nasi pecel. "Saya netral saja. Yang penting bisa membawa kemajuan pasar ini. Pedagang merasa ayem, tak ada eker-ekeran lagi antar blok," sahutnya sambil sesekali nyruput teh hangat. "Saya setuju sekali Yu. Rezeki itu bakal barokah, kalau pedagang merasa tentrem," sahutnya sambil termanggut-manggut.Jarum jam terus bergerak ke angka 09.00 WIB. Para panitia semakin sibuk. Detik-detik pencoblosan semakin dekat. "Tolong disaksikan semua, kotak suara kosong semua kan?" tanya Aji Budisusetyo, ketua panitia penyelenggara pemilihan kepada para saksi. Sejurus kemudian, doa bersama dipanjatkan sebagai pembuka hajatan akbar yang bakal menentukan masa depan 1500-an para pedagang di pasar terbesar se-Kabupaten Wonogiri ini. "Ini adalah kali pertamanya diadakan pemilihan ketua paguyuban pasar secara demokratis setelah sebelumnya sempat terjadi ketidakharmonisan antar dua kubu," terang Aji. Para pedagang pasar itu sebelumnya memang sempat terpecah dalam dua kubu yang saling berseberangan. Kedua kubu tersebut adalah Forum Pedagang Pasar Wonogiri (FPPW) yang dikomandoi Suparjo. Satunya lagi adalah Persatuan Pedagang Pasar Induk Wonogiri (P3IW) yang dinahkodai Muklas. Kondisi seperti itu lambat laun menjadi bumerang bagi pedagang sendiri. "Karena aspirasi mereka tak solid dan tak efektif. Lambat laun, sesepuh pasar merasa prihatin dan bertekad mengakhiri situasi itu," terangnya.Al hasil, jerih-payah para sesepuh pasar rupanya tak sia-sia. Kedua kubu bisa didudukkan bersama dalam satu meja dan bersedia bersatu lagi. "Setelah itu, langsung kami tindaklanjuti dengan pemilihan ini. Mumpung masih semangat. Kalau terlalu lama, ntar kendur lagi," imbuhnya.Semangat inilah yang membuat para pedagang kompak dan tergerak menggelar pemilihan ketua paguyuban baru yang bernama Organisasi Pedagang pasar Kota Wonogiri (OPPKW).Suasana gher-gheran pun tak terelakkan di saat-saat pencoblosan. Maklum saja, pencoblosannya dengan sistem door to door, bukan dengan masuk ke bilik tertutup yang benar-benar terjaga kerahasiannya. "Ee..lha dalah. Aku yoblos sing ndi iki. Gambar wajahe peteng kabeh," ungkap Mbah Kadinem, 80, yang penglihatannya sudah mulai kabur. "Dicoblos sing ganteng Mbah!" sahut pedagang lainnya sambil terkekeh-kekeh.


COBLOS KANDIDAT-Mbah Waginem, 80, seorang pedagang bahan nginang di Pasar Wonogiri tengah mencoblos salah satu kandidat ketua OPPKW, Selasa (1/4). Kandidat ketua OPPKW ada enam, yakni Abraham N, Muh. Yusroni, Muchlas, Suparjo, Rubiyati, Drs Suryanto. Dalam pemilihan itu, Drs Suryanto terpilih sebagai pemenang dengan peroleh suara 375 suara. Selanjutnya, Suparjo menempati urutan kedua dengan 160 suara, dan ketiga adalah Abraham dengan 81 suara.


0104m60a

Seratusan kelompok tani dipastikan tak dapat sapi gaduhan

Wonogiri (Espos)

Seratusan kelompok tani gaduh yang saat ini telah mengajukan permintaan sapi gaduhan ke dinas kehewanan perikanan dan kelautan (Diswanperla) Wonogiri dipastikan bakal gigit jari. Pasalnya, jumlah sapi gaduhan yang dijatahkan sangat terbatas dibanding jumlah kelompok tani yang telah mengajukan permintaan ke Diswanperla. "Saat ini jumlah proposal yang telah masuk ke kami (Diswanperla-red) telah menumpuk, kira-kira mencapai seratusan lebih. Padahal, jumlah sapi gaduhan yang disediakan sangat terbatas," ujar Kepala Diswanperla Wonogiri, Ir Guruh Santosa saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Senin (31/3).Guruh mengungkapkan, jumlah kelompok petani gaduh yang mengajukan permintaan dimungkinkan akan terus membengkak, mengingat batas akhir pengajuan permohonan masih sekitar dua bulan lagi, yakni sekitar Mei-Juni 2008. Padahal, masing-masing kelompok tani, kata Guruh, memiliki anggota rata-rata sepuluh orang. Artinya, jika yang mengajukan permintaan ada seratusan lebih kelompok tani, maka jumlah sapi gaduhan yang harus disediakan paling tidak 1000-an ekor sapi. "Tapi, kemampuan APBD kita kan terbatas. Jadi ya nggak mungkin semua kelompok tani mendapatkan sapi gaduhan. Musti harus ada yang rela tak dapat," ujarnya.Dia melanjutkan, jumlah sapi yang diberikan kepada masing-masing kelompok tani jika mendapatkan jatah adalah sepuluh ekor. Jumlah tersebut disesuaikan dengan anggota kelompok tani yang rata-rata sebanyak sepuluh orang. "Namun persoalanya kan jatah dari APBD 500 ekor sapi. Sementara, jika masing-masing kelompok tani mendapatkan sepuluh ekor sapi, maka hanya ada 50 kelompok tani yang mendapatkan sapi gaduh. Kelomok tani lainnya terpaksa tak dapat," paparnya.Saat ini, kata Guruh, dinas yang dikepalainya itu tengah mempelajari kelompok tani yang memenuhi persyaratan sebagai pengelola sapi gaduh. Hal itu dimaksudkan agar program sapi gaduhan nantinya tak salah sasaran dan berujung sia-sia. "Kami akan mengecek sejauh mana kesiapan kelompok tani tersebut. Mulai dari persiapan kandangnya, ketersediaan makanan, tenaganya, serta hal-hal terkait tentang pengelolaan sapi gaduh," ujarnya.Dalam seleksi tersebut, kata Guruh, juga mengantisipasi adanya sejumlah kelompok tani yang mendapatkan sapi gaduh dobel lantaran pada tahun sebelumnya pernah mendapatkan. Sebaliknya, kelompok tani yang selama ini belum pernah mendapatkan jatah sapi gaduh akan diprioritaskan. "Kalau yang mendapatkan sapi jantan, berarti tugasnya adalah penggemukan. Sementara kalau dapat sapi betina, tugasnya adalah memeliharanya sampai melahirkan yang anaknya dikembalikan ke Pemkab. Sementara, induknya menjadi hak milik kelompok tani pengelola," pungkasnya.m60



0104m60c

Gaji PNS naik, harga Sembako ikut naik

Wonogiri (Espos)

Harga sebagian kebutuhan pokok sejak beberapa hari terakhir ini naik. Kenaikan harga Sembako tersebut menurut sejumlah pedagang dipicu oleh naiknya gaji PNS.Sejumlah kebutuhan pokok yang harganya naik adalah telor, minyak goreng kemasan, serta bawang merah. Khusus minyak goreng kemasan, sejumlah pedagang bahkan ada yang mengeluhkan sulitnya mendapatkaan minyak goreng di pasaran.Salah satu pedagang di Pasar Wonogiri, Pardi, mengungkapkan, harga telor sejak tiga hari tekahir (Minggu, 30/3) mulai naik dengan harga Rp 12.000 per kilogram. "Padahal sebelumnya, harganya masih Rp 11.000 per kilogram," ungkapnya saat ditemui Espos di pasar tersebut, Selasa (1/4).Selain telor, harga minyak goreng kemasan juga naik sekitar Rp 1000-1500 per kilogram. Kenaikan minyak goreng, kata Pardi, terjadi sekitar sepekan lalu. "Saat ini harga minyak goreng kemasan adalah Rp 25.000 per dua liter. Kalau kemasan yang satu liter harganya Rp 13.000," ungkapnya.Sebaliknya, harga minyak goreng kiloan atau curah malah turun Rp 2000-an sejak sepekan ini. Kondisi tersebut, bertolak belakang dengan harga minyak goreng kemasan yang justru naik. "Harga minyak goreng kiloan saat ini Rp 10.800 per kilogram. Sebelumnya harga minyak goreng kemasan adalah Rp 13.000 per kilogram," terangnya.Sementara, harga bawang merah juga ikut naik Rp 1000-an per kilogram. Baik bawang merah tipe A, B, C semuanya naik. "Kalau bawang merah tipe A saat ini Rp 13.000 per kilogram. Bawang merah tipe B Rp 11.000, serta yang tipe C Rp 10.000 per kilogram," sambungnya.Menurut Pardi, kenaikan harga Sembako tersebut bisa jadi dipengaruhi naiknya gaji PNS.Pedagang lainnya, Ny Darmo dan Rudi juga mengungkapkan senada. Saat ini, katanya, yang terlihat sangat melonjak adalah harga telor dan minyak goreng.Sementara, harga daging ikan ayam potong di pasaran tak mengalami kenaikan. Ny Joko, salah satu pedagang daging ayam potong mengungkapkan, daging ayam potong tetap Rp 17.000 per kilogram. "Kalau dinaikkan, ya nggak laku," ujarnya.Salah satu PNS di lingkungan Pemkab Wonogiri yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, naiknya harga sebagian Sembako bisa jadi karena adanya kenaikan gaji PNS. "Ini memang isu lama. Kalau gaji PNS naik, harga-harga kebutuhan juga ikut naik. Yang kasihan itu, orang-orang kecil nonPNS, karena harus menanggung naiknya harga kebutuhan pokok. Gaji belum naik, tapi kebutuhan pokok sudah naik," paparnya.m60


Caption PENERTIBAN PKLSalah satu PKL di kawasan Pasar I Wonogiri mendapatkan pengarahan dari Satpol PP, Selasa (1/4). Penertiban PKL di Wonogiri mulai Selasa (1/4) digalakkan kembali setelah dua tahun sebelumnya dinyatakan vakum.


Penegakkan Perda PKL digalakkan

Wonogiri (Espos)

Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Wonogiri nomer 7 tahun 2006 tentang penataan dan pembinaan PKL mulai digalakan kembali mulai Selasa (1/4). Hal itu menyusul, selama dua tahun sejak disyahkan 2006 silam belum ada tindaklanjutnya. Kepala satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Wonogiri, Sukiyono, mengungkapkan, tidak berjalannya Perda tersebut lantaran PKL dinilai masih belum siap menerima Perda. "Sehingga selama dua tahun ini, kami berikan batas toleransi kepada mereka. Nah, sekarang ini saatnya Perda kami tegakkan kembali setelah dua tahun kami beri waktu bagi PKL untuk bersiap-siap," ungkapnya saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Selasa (1/4).Sementara itu, sejumlah Satpol PP yang saat itu melakukan pantuan di enam kawasan di Kota Wonogiri memberikan peringatan kepada PKL yang belum sesuai dengan Perda yang ada. "Secara umum, memang sudah lumayan tertib. Di kawasan Wonoboyo yang dulu banyak memakai tenda permanen, kini sudah banyak yang memakai tenda bongkar pasang," ujar Kasi Penertiban dan Penyidikan Satpol PP, Agus Suprihanto saat ditemui Espos di sela-sela pantaunnya.m60





No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates