Friday, November 19, 2010

Cinta Mariyati tak bertepi...


Cinta Mariyati tak bertepi. Ketika kekasihnya, Jumarno, 22, terkapar penuh luka bakar disapu awan panas Merapi, ia tetap tak berpaling hati. Ia sadar bahwa kesetiaan adalah guru sejati hidupnya. “Saya tetap mencintai Mas Marno. Tubuhnya memang penuh luka bakar, namun hatinya masih utuh untukku,” kata Mariyati, gadis berusia 20 tahun itu di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Soeradji Tirtonegoro Klaten, Jumat (19/11).
Sudah dua pekan ini, Mariyati selalu menemani Jumarno yang terkapar di RSUP Klaten. Setiap pagi, warga Desa Jiwan, Karangnongko, Klaten itu tak lupa menyuapi Jumarno, belahan jiwanya yang ia kenal setahun lalu di sebuah kesempatan yang tak pernah disangka-sangka. Ia bahkan juga membersihkan kotoran debu dan sisa-sisa luka bakar yang masih melekat di sekujur tubuh dan muka kekasihnya itu. Semua itu ia lakukan dengan sepenuh hati, tanpa sedikitpun menyimpan rasa sesal.
Jika Jumarno merasa kesepian, maka Mariyati-lah orang pertamakali yang setia mendengarkan cerita panjang Jumarno pada detik-detik lolosnya ia dari amukan awan panas di malam gulita itu. “Saat itu saya bertahan di dalam lemari. Tapi, nenek saya mati tersambar awan panas begitu pintu rumah dibukanya,” cerita Jumarno dengan suara tersengal-sengal. Sejenak kemudian, Jumarno menarik nafas dalam. Namun, ia pun kembali mengeluarkan batuk-batuk. “Tenggorokan dan pernafasannya kemasukan abu vulkanik. Jadi, dia sering muntah-muntah dan berdahak,” sahut dr Puspita Laksmintari Sp KK, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Klaten seraya meminta kembali Jumarno untuk beristirahat.
Lima hari sebelum letusan Merapi memporakporankan tempat tinggal Jumarno di Desa Glagahharjo, Cangkringan, Sleman, sepasang kekasih itu rupanya telah mengikat janji untuk tetap setia sehati dalam acara tunangan. Tragedi Merapi di tengah malam itu memang sempat memisahkan mereka. Namun, kekuatan cinta mereka yang kudus, akhirnya mempertemukan kembali kedua insan itu meski dalam suasana duka di RSUP Klaten. “Kami sama-sama mengungsi. Bedanya, Mas Jumarno mengungsi ke rumah sakit dengan sekian luka bakar di sekujur tubuhnya,” lanjut Mariyati.
Mariyati dan Jumarno barangkali adalah potret kesetiaan sepasang kekasih yang dipertemukan oleh Merapi. Cinta mereka sungguh tak padam didera goda dan masa bagai samudera luas yang tak melihat harta, tahta, dan rupa...


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates