Monday, November 15, 2010

setelah Merapi....


Mentari kian tegak di atas, ketika debu-debu jalanan mulai beterbangan. Seorang bocah berseragam merah putih melangkah pelan di tepi jalan penuh lubang. Ia berjalan sendiri tanpa seorang teman. Sesekali ditolehnya gedung SD di belakangnya yang terasa sepi. Namun, sejenak saja ia pun terus bergegas melangkah seperti gundah mencari teman-temannya. “Saat ini memang baru SD Keputran yang buka. Tapi, ya masih sedikit siswa yang masuk,” kata Camat Kemalang, Suradi singkat.
Senin (15/11) siang itu, jalan utama Kecamatan Kemalang Klaten terasa sedikit menggeliat. Pasar Kembang yang lama tenggelam dalam sepi, kini serasa mengembang. Truk-truk pengangkut ternak sesekali hilir mudik. Para warga pun mulai bergotong royong memotong dahan pohon yang tumbang melintang. Sebuah harapan akan kehidupan pun muncul di sana. “Tadi banyak juga warga yang ke sini (Kantor Kecamatan-red). Mereka menanyakan, ada sisa bahan makanan nggak,” kata Suradi setengah menyesal.
Suradi memang menyesal. Dalam kondisi darurat seperti itu, pasokan makanan memang seperti barang langka. Ketika sejumlah warganya pulang kampung menengadahkan tangan minta makanan, dia tak sangup menjawab. “Di sini, hanya tersisa debu. Tak ada makanan, apalagi bahan logistik di gudang,” lanjutnya.
Namun, pria yang sejak awal tekun mendampingi warganya dalam pengungsian itu tak menyerah. Ia pun mencoba mengontak rekan-rekannya dengan segala kerendahhatiannya. Upayanya itu membuahkan hasil. Sejumlah wakil rakyat menyatakan siap menerjunkan bahan logistik siang itu juga, tak terkecuali SOLOPOS yang tiba-tiba datang menyalurkan bantuan dari para pembacanya. “Saya tak menduga. Akhirnya, ada bantuan datang. Saya tak bisa bayangkan, andai harus minta ke Pemkab, terlalu ribet prosesnya!” akunya.
Ya, warga Kecamatan Kemalang kini memang telah pulang kampung. Tak semuanya, hanya sebagian warga yang tinggal di desa-desa dalam radius lebih 10 Km. Selanjutnya, waktulah yang akan menentukan bagaimana perjalanan warga lereng Merapi itu meretas hari depannya. “Proses recovery inilah yang nantinya akan memakan waktu panjang dan melelahkan,” sahut petugas camat lainnya, Yoko.
Mereka sadar bahwa bencana kemanusiaan itu bukan hanya sekali saat terjadi. Namun, ketika sebagian orang-orang menganggap bencana telah lewat, maka sesungguhnya tugas berat itu sebenarnya baru akan dimulai. Itulah proses rehabilitasi dan recovery. Mulai dari pemulihan tempat tinggal, pemulihan ekonomi, pemulihan tata sosial, hingga pemulihan mental psikis. “Dan itu semua harus menjadi tanggungjawab kita bersama,” kata Suradi.
Pesan Camat Kemalang yang bakal pensiun di tahun baru 2011 itu sungguh mengingatkan betapa bencana Merapi belumlah selesai. Masih ada lagi yang harus dikerjakan bersama-sama. Sebab, letusan Merapi adalah sepengal episode dari perjalanan panjang warga pengungsian untuk bangkit kembali...


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates