Thursday, November 4, 2010

hikayat kesetiaan Kali Woro


Hikayat Kali Woro adalah tentang kesetiaan alam kepada kehidupan manusia. Namun, ia juga bersaksi atas kerakusan manusia. Pagi hari, ketika Gunung Merapi telah berdiri di ujung kali itu, ribuan penambang pasir telah merayap dan menggali rezeki di sana. Namun, hasrat manusia yang tak pernah terpuaskan telah mengubah segalanya. Kali yang selama ribuan tahun menjadi diorama Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo Klaten itu pun dibanjiri mesin-mesin berat penuh keserakahan milik pemodal dan pejabat. Di situlah awal mula kerusakan alam dimulai. “Tanggul-tanggul di sepanjang Kali Woro juga hancur dikeruk warga setiap hari. Akibatnya, ketika lahar dingin lewat, alirannya mengancam dusun-dusun di sekitarnya,” kata Camat Manisrenggo Klaten, Gandung Wahyudi, Kamis (4/11).
Kali Woro adalah kanal-kanal lahar yang tercipta alam dengan sedemikian rupa. Ia menjadi bagian tak terpisahkan dari Gunung Merapi yang melegenda itu. Setiapkali Merapi memuntahkan isi perutnya, setiap itu pula Kali Woro menjadi lumbung kehidupan ribuan bahkan jutaan penduduk di Jateng dan DIY. “Bahkan, pasir Kali Woro yang terkenal paling bagus itu juga sampai ke Jawa Timur dan Jawa Barat,” sahut Sri Sumanta, tim pengawas penambangan galian C Kemalang Klaten. Mungkin karena itulah, Kali Woro seakan tak pernah sepi dari aktivitas penambangan. Bahkan, sejak penambangan galian C di Kabupaten Magelang ditutup tiga tahun silam, jumlah pemburu pasir di Kali Woro mencapai ribuan dengan sekian persoalannya yang kompleks. Jalan-jalan rusak, debu-debu beterbangan, korban berjatuhan. Kali Woro pun berduka. “Sebenarnya, alam itu bersahabat dengan kita. Kita saja yang terlalu rakus,” kecam pegiat lingkungan hidup Kemalang, Sukiman.
Kini, Kali Woro seperti tengah bertapa. Sungai yang membelah daratan di ujung utara Kabupaten Klaten itu begitu tenang penuh wibawa seiring dengan bergolaknya Merapi sepekan terakhir ini. Ribuan pemburu pasir tak satupun yang berani mendekat. Warga di radius 200 meter dari pesisir Kali Woro, seperti Desa Kecemen, Sukorini, Borangan, Sapen, Ngemplak Seneng serta desa-desa lainya di Kemalang dan Manisrenggo terus diambang kecemasan akan datangnya banjir lahar dingin di perut Kali Woro itu. “Namun, percayalah Kali Woro akan tetap setia memberi kehidupan kepada manusia,” pungkas Sukiman.


No comments:

Post a Comment

Tentang Blog

Ini hanya cerita tentang orang biasa. Tentang ketegarannya, kesabarannya, ketekunannya, kebesaran jiwanya, dan kepasrahan hidupnya kepada pemangku jagad ini.

Terpopuler

Designed ByBlogger Templates